Kamis, 21 Mei 2015

Hubungan antara Kesehatan Mental dengan Kecerdasan Emosional

Kesehatan mental adalah sesuatu yang harus dimiliki seseorang agar ia dikatakan normal dan memperhatikan perawatan mental serta jiwa. Secara lahiriahnya manusia adalah makhluk sosial. Manusia tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dan interaksi dengan orang lain. Oleh karna itu manusia harus dapat menyesuaikan diri terhadap diri sendiri, masyarakat dan dimanapun dia tinggal. Semua itu bermanfaat bagi kehidupan bagi kapasitas, kreativitas, energi dan dorongan emosional agar manusia tertuju pada kebahagiaan dan terhindar dari penyakit mental. Orang yang sehat mentalnya terhindar dari tekanan perasaan dan dapat mengatasi timbulnya rasa frustasi dan depresi.

Kesehatan mental dijaga dengan hal – hal yang positif seperti mengisi waktu luang dengan hal – hal yang bermanfaat. Sebaliknya jika diisi dengan hal – hal negatif maka akan merusak kestabilan emosi seperti dendam dll.


Kriteria Kesehatan Mental      :
1.               Pengendalian dan Integrasi Pikiran dan Tingkah laku
2.              Integrasi Motif-Motif serta Pengendalian Konflik dan Frustasi
3.             Perasaan-perasaan dan Emosi-emosi yang Positif dan sehat
4.              Ketengan dan Kedamaian Pikiran
Kecerdasan emosional / EQ adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai,mengelola, serta mengontrol emosi dirinya dan oranglain di sekitarnya. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional dua kali lebih penting daripada kecerdasan intelektual dalam memberikan kontribusi terhadap kesuksesan seseorang.

Menurut Howard Gardner (1983) terdapat lima pokok utama dari kecerdasan emosional seseorang, yakni mampu menyadari dan mengelola emosi diri sendiri, memiliki kepekaan terhadap emosi orang lain, mampu merespon dan bernegosiasi dengan orang lain secara emosional, serta dapat menggunakan emosi sebagai alat untuk memotivasi diri.
Di dalam kecerdasan emosi menuntut penilaian perasaan, untuk belajar mengakui, menghargai perasaan pada diri dan orang lain.
Komponen Pendukung Kecerdasan Emosional
1.      Mampu mengenali perasaan sendiri
2.      Mampu mengelola perasaan
3.      Memotivasi diri
4.      Mampu berempati dengan orang lain
5.      Mampu menjalin hubungan sosial dengan orang lain

Jadi kesehatan mental berhubungan dengan kecerdasan emosional karena ketika emosinal terganggu akan bermuara pada mental seseorang. Salah satu kriteria sehat mental adalah Perasaan-perasaan dan Emosi-emosi yang Positif dan sehat Ketengan dan Kedamaian Pikiran. Seseorang yang memiliki kesehatan mental yang baik akan memiliki kecerdasan emosional yang baik pula dan mampu mengendalikannya ke hal – hal yang positif yang akan berguna bagi dirinya sendiri maupun orang yang ada disekitarnya.
Daftar Pustaka
Semium Yustinus (2006). Kesehatan Mental 1 ( Pandangan umum mengenai penyesuaian diri dan kesehatan mental serta teori-teori yang terkait ). Yogyakarta: PENERBIT KANISIUS.
Davies, Teifion,dkk.(2009).ABC Kesehatan Mental.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Agency, Beranda, dkk.(2009).Melejitkan Kecerdasan Emosi (EQ) Buah Hati.Jakarta : PT Elex Media Komputindo


Fenomena Depresi

Depresi adalah suasana hati yang buruk dan berlangsung selama kurun waktu tertentu. Ketika mengalami depresi kita akan merasa sedih berkepanjangan, putus harapan, tidak punya motivasi untuk beraktivitas, kehilangan ketertarikan pada hal-hal yang dulunya menghibur, dan menyalahkan diri sendiri. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas, dan gangguan pola tidur.


Penyebab Depresi
1.      Penyebab eksternal (yang datang dari luar diri manusia)
·         Sebab lingkungan, kejadian – kejadian yang terjadi didunia. Misalnya kehilangan sesuatu yang amat berharga, baik orang tercinta, harta benda, maupun kedudukan sosial.
·         Obat – obatan, beberapa penelitian membuktikan bahwa sebagian obat – obatan mengakibatkan perubahan kimiawi di dalam otak, efek sampingnya depresi
·         Narkotika, berhenti dari mnegonsumsi obat – obatan psikotropika, sebagaimana minuman beralkohol, dapat menyebabkan timbulnya depresi. Bahkan upaya bunuh diri.
2.      Penyebab Internal ( yang berkaitan dengan faktor keturunan atau susunan sel otak atau juga penyakit – penyakit organik)
·         Faktor keturunan, studi medis menyatakan sebagian manusia berpotensi depresi. Hal ini bukan berarti bahwa setiap orang yang terkena penyakit depresi akan menularkannya kepada kerabat dekat atau anak- anaknya.
·         Penyakit – penyakit organik, misalnya kekurangan hormon kelenjar gondok. Hal ini akan mengakibatkan timbulnya depresi. Begitu juga kekurangan vitamin, seperti B12
·         Sebab – sebab yang tidak diketahui, terkadang manusia menderita kesedihan tanpa diketahui sebabnya.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau kemampuan menikmati sesuatu.
1.     Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari, yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2.     Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
3.     Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan)
4.     Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5.     Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6.     Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7.     Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar(bisa merupakan delusi), dan mengganggap bahwa sumber dari setiap masalah adalah dirinya
8.     Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)
9.     Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting dalam kehidupan seseorang. Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orang-orang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.
Tanpa penanganan dan pengobatan yang tepat, depresi bisa mengganggu hubungan dengan orang di sekitar Anda. Untuk depresi yang berat atau parah, depresi bisa berakibat pada hilangnya hasrat untuk hidup dan keinginan untuk bunuh diri. Ketika merasakan beberapa gejala depresi yang bertahan lebih dari beberapa hari, segera menemui dokter agar proses pemulihan bisa dimulai dan dilakukan sepenuhnya.
Pengobatan pada Depresi
Teknik pengobatan dan perawatan depresi sangat tergantung kepada jenis dan penyebab dari depresi yang dialami. Terdapat berbagai jenis obat antidepresan yang bisa digunakan dan beberapa penanganan yang bisa dilakukan sendiri. Perubahan hidup seperti sering berolahraga dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol dapat memberikan keuntungan bagi penderita depresi. Anda juga bisa bergabung dengan kelompok-kelompok terapi untuk berbagi cerita dan saling memberi dukungan.
Akibat dari depresi yang paling parah adalah kecenderungan untuk melakukan bunuh diri. Cobalah untuk selalu berbagi cerita kepada orang-orang terdekat Anda tentang masalah yang sedang dihadapi. Penderita juga sangat disarankan untuk menemui dokter terutama jika depresi telah berlangsung lama atau parah. Makin dini penanganan depresi, kemungkinan pemulihan secara menyeluruh bisa didapatkan.
Contoh Kasus
Model Kim Ji Hoo ditemukan tewas bunuh diri pada 7 Oktober2008. Penyebab kematian model itu disebut-sebut karenamerasa hidupnya sepi. Dia merasa kesepian dalam menjalanihari-harinya. Hal itu diketahui dari catatan yang ditemukan saat pria itumelakukan bunuh diri. Sebelum menutup mata untuk selamanyaitu, Kim Ji Hoo juga sempat menulis di website pribadinyatentang kesepian yang dia rasakan tersebut. Dia menuliskan ‘Hidup bagaikan angin. Apakah yang harus dilakukan untuk mengakhiri penderitaan ini? Kebahagiaan, memisahkan kesedihan, semuanya itu hanya sesaat.

Analisa : 
Pernyataan diatas merupakan salah satu contoh kasus artis korea yang depresi yang mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya yakni dengan melakukan bunuh diri. Tadi di atas telah di katakan bahwa depresi dapat berujung pada kematian salah satunya dengan bunuh diri. Kasus ini termasuk dalam depresi endogen dan depresi abnormal karena Kim Ji Hoo mengalami rasa kesepian yang menghantui dirinya dan dilihat dari faktor berapa lama dia mengalami kesepian walaupun dia seorang model yang harusnya banyak fans dan orang – orang mencintainya.
Daftar Pustaka
Wahab, Samik.(2000).Ilmu Kesehatan Anak Nelson.Jakarta : Buku Kedokteran EGC
Azhim, Said Abdul.Cara Islami Mencegah dan Mengobati Gangguan Otak, Stres, dan Depresi.Jakarta
Santrock, John W.(2003).Adolescence.Jakarta: Erlangga
Semium, Yustinus.(2006).Kesehatan Mental 2.Yogyakarta : Kanisius